Lintas10.com (SIAK) – Dalam kurun waktu empat tahun memimpin lembaga penegak hukum, Kajari Siak Zainul Arifin mengaku lebih suka dengan mengedepankan kedamaian Khususnya terhadap kasus pidana khusus atau korupsi nilainya kecil, lebih besar biaya operasional peroses hukum dibandingkan dengan nilai yang diselewengkan, maka ia lebih mendahulukan pembinaan.
“Kami mendahulukan sisi pembinaan, kalau kita ganasin bisa kacau, semua di Siak ini bisa masuk penjara,” kata Kajari Siak Zainul Arifin didampingi Kasi Intel Robi Harianto pada media ghetring ekpos keberhasilan Kejari Siak selama tahun 2015, Rabu (2/12) di Aula Kantor Kejari Siak.
Pernyataan itu dijelaskan Kajari menanggapi pertanyaan sorang wartawan soal beberapa kasus korupsi yang terlihat jalan ditempat, beberapa nama telah ditetapkan sebagai tersangka, namun sampai saat ini belum terlihat kemajuan proses hukum terhadap beberapa tersangka itu.
Sebagaimana dilontarkan oleh Dwi Purwanto yang meminta penjelasan atas keberhasilan Kejari Siak dalam mengembalikan unag negara atas kasus korupsi, barang sitaan dan tilang, tahun 50 persen lebih kecil dibanding tahun 2014 lalu.
Sebelumnya Kajari Zainul Arifin telah memaparkan bahwa kinerja Kejari Siak tahun ini dalam menambah pendapatn negara melalui barang sitaan, tilang dan pengembalian korupsi tahun 2015 ini sebanyak Rp. 1.158.786.746 ditambah pemulihan uang negara Rp. 745 jt lebih, dan pemulihan uang negara dari kasus lain atau pengganti kerugian negara Rp. 200 jt lebih. Jika ditotalkan seluruh pengembalian uang negara yang dihumpun oleh Kajari Siak tahun ini diatas Rp. 2 miliar. Angka ini jauh merosot dari tahun sebelumnya diangka Rp. 4 miliar lebih.
Sementara dalam konferensi pres akhir tahun 2014 lalu pihak Kejari Siak menargetkan bisa mengembalikan uang negara Rp. 5,1 miliar, angka itu ditetapkan dari beberapa kasus korupsi yang sedang ditangani.
