Faktor utama mengapa piala ini akhirnya dibawa pulang kembali, jelas Syamsuar, karena kesadaran masyarakatnya. ”Jadi, tidak semata-mata karena pemerintahnya saja. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi kesadaran ini,” ungkap Syamsuar.
Adipura dan plakat ini, kata Syamsuar milik semua masyarakat Siak. Adipura harus menjadi cermin agar terus menjaga kebersihan. Karena menjaga kebersihan tidak hanya menjadi anjuran pemerintah saja melainkan juga agama. Masyarakat harus memanfaatkan sampah untuk tujuan ekonomis. Sampah dapat dipilah untuk dijual ataupun disulap menjadi sejumlah kerajinan. Makanya, di Siak sampah dipilah hingga menjadi beberapa jenis.
“Sampah bernilai ekonomis bisa dijual ke Bank Sampah. Makanya, kalau dilihat di Siak setiap sudut kota ada tong sampah dengan berbagai kriteria,” beber Syamsuar.(sht)