Salah seorang pengguna, Imam Wahyudi warga Duri, Riau mengatakan, sebelumnya ia menggunakan pupuk kimia. Diakui reaksinya memang cepat (Instan), akan tetapi menyebabkan tanah kering, pembuahan hanya sesaat dan perkembangan pohon tidak bagus.
Namun sejak penggunaan Pupuk Organik NW88, tanahnya jenis pasir mulai lembab, dahan tidak berjamur, buah besar mengkilat seperti anggur dan tandan baru bermunculan.
“Dengan penggunaan pupuk organik yang tepat, kita akan untung. Karena setiap tahun penggunaan pupuk akan berkurang. Pasalnya, makanan yang dihasilkan bakteri di tanah semakin banyak. Jika makanan untuk tanaman sudah banyak di tanah, tentu kedepan pengeluaran kita semakin hemat,” kata Imam dengan wajah senang.
Alin Indra Jaya pengelola Pupuk Organik NW88 mengatakan, saat ini bumi sudah mulai hancur akibat penggunaan kimia. Oleh sebab itu untuk menjaga keutuhan bumi, setiap negara telah mengkampanyekan penggunaan bahan ramah lingkungan. Salah satunya penggunaan pupuk organik.
Dalam penggunaan untuk sawit dijelaskan Alin, petani akan membersihkan piringan Kelapa Sawit, membuat beberapa titik lubang dengan satu kali cangkul disekeliling batang. Kemudian dimasukkan pupuk.
Takaran Sawit dibawah lima tahun sebanyak 3 kilogram dan Sawit diatas lima tahun sebanyak 5 kilogram perbatang (Sekitar 600 kilogram per hektar). Selanjutnya lubang ditimbun dari bongkahan tanah cangkulan tadi.
Tujuan pemupukan ditanam yaitu, agar pupuk tidak hanyut terbawa air hujan, Nitrogen tidak lepas ke udara. Kemudian reaksi kerja ke tanah dan akar bisa cepat. Diakui cara kerjanya agak lambat dari di tabur, namun dalam pemupukan yang bagus, sebaiknya ditanam dikeliling batang.
Terkait harga tidak sama disetiap daerah. Seperti di Riau, harga berkisar Rp4500-5000 per kilogram. Pemesanan diharapkan satu mobil. Seperti berat 2.800 kilogram bisa menggunakan mobil L300 dan/atau menggunakan truk.