Bagi Wartawan Senior dan Ahli Pers di Sumut, Ronny Simon, kepergian Hermansjah memang mengejutkan. Karena tak banyak orang tahu dia sakit. Dia selalu terlihat sehat dan segar. Karena itu kepergiannya mengejutkan banyak orang,” kata mantan Ketua PWI Sumut ini. Ditambahkan Ronny, almarhum yang bertubuh gempal ini, meninggalkan seorang istri dan empat anak. Dua di antaranya sudah berumah tangga.
Menurut Ronny, almarhum sampai ajalnya, sangat peduli dengan PWI dan anggotanya. Sebagai Ketua PWI Sumut, dia terus menggagas berbagai pelatihan dan keterampilan jurnalistik wartawan di Medan. Dia selalu mengatakan, wartawan tidak boleh bodoh. Wartawan mesti pintar. Jangan ada yang selalu kena pukul, kena siksa oknum pejabat atau aparat.
“Medan ini kan keras. Selalu saja ada wartawan yang dianiaya, dipukul, bahkan dibunuh. Hermansjah sangat peduli soal ini. Makanya dia selalu mendorong wartawan harus pintar dan kompeten dengan ikut UKW. Sejak jadi ketua PWI Sumut, sudah 500 lebih wartawan yang ikut UKW,” jelas Ronny.
Sayang, tambah Ronny, tahun lalu Herman kalah pada pemilihan ketua PWI Sumut untuk kedua kali. Saat ini PWI Sumut dipimpin generasi muda wartawan, Farianda Sinik. “Mudah-mudahan kepedulian Hermansjah tentang pendidikan wartawan dan kekerasan pada wartawan bisa diatasi Farianda,” Ronny berharap.
#Berkaca di Istana Siak#
Pertengahan 2016 almarhum Hermansjah saya ajak jalan-jalan ke Kabupaten Siak Sri Indrapura usai pelatihan UKW di Pekanbaru. Kami pergi dengan dua buah mobil. Satu mobil, saya dan Herman bersama Atal S Depari (kini Ketua PWI Pusat), Sasongko Tedjo (kini Sekretaris DK PWI) dan Sayid Iskandar (kini Ketua PWI Jaya). Mobil yang satunya, berisi beberapa penguji lain dan pengurus PWI Riau.