HPN 2025 Kalsel dan “Rasa” Tulisan yang Harus Ada Catatan Eka Putra (Wartawan, Pengurus PWI Pusat)

lintas Daerah5 kali dibaca

Pada acara inilah Dahlan Iskan mengingatkan semua kita bahwa sejatinya Hari Pers Nasional merupakan momentum refleksi seluruh wartawan Indonesia tentang bagaimana mereka bisa eksis dan terus berguna bagi bangsa dan negara.

Dahlan Iskan mengajukan pertanyaan yang cukup menggugah: apakah tulisan wartawan saat ini masih benar-benar relevan dengan kebutuhan masyarakat? Ia mencermati adanya pergeseran nilai dalam dunia jurnalistik, di mana doktrin wartawan di masanya menekankan pentingnya kepentingan umum dalam setiap karya yang dihasilkan. Dahlan mengenang bahwa dahulu, setiap tulisan lahir dengan tujuan memberikan manfaat bagi khalayak luas, bukan sekadar menjadi konsumsi individu semata.

Namun, zaman telah berubah. Kini, kepentingan pribadi lebih mendominasi daripada kepentingan umum. Orang cenderung membaca sesuatu jika tulisan itu memiliki keterkaitan langsung dengan diri mereka. “Jadi, tulisan Anda, apa hubungannya dengan saya? Kalau tidak ada, ya tidak akan dibaca,” ujarnya. Menurutnya, dinamika ini menunjukkan bagaimana preferensi pembaca telah bergeser, dari mencari informasi yang bersifat kolektif menjadi sesuatu yang lebih personal dan sesuai dengan kepentingan individu.

Audiens seminar seketika hening beberapa saat. Apa yang disampaikan Dahlan Iskan ada benarnya, meskipun kebenaran itu tidaklah diinginkan. Mereka menunggu kalimat lanjutan Dahlan Iskan, apakah ini sebuah realitas atau cara dia menyindir keadaan? Namun dia tidak melanjutkan apa-apa, dengan cara mengganti topik pembicaraan lainnya.

Inilah refleksi yang dimaksud Dahlan Iskan tentang setiap penyelenggaraan HPN. Sedang dimana wartawan sekarang berada? Mau menuju kemana mereka? Bakal panjang untuk diulas. Tetapi wartawan yang mahir menunggangi keunggulan dunia digital namun tetap mempertahankan memiliki “rasa” tulisan dalam naskahnya adalah di antara jawaban untuk realitas sekarang ini. Dia seseorang yang tahu banyak namun otentik dalam menulis karya jurnalistik.***

Baca Juga:  Hati - hati Urus Surat Tanah Lewat Calo, Ratno Malah Ketipu Pelaku Bawa nama Inspektorat Kota Medan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.