Majalengka, lintas10.com – Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang dikenal dengan sebutan Kota Angin, sekarang memiliki produk batik yang sebagian motifnya khas digali dari sejarah dan budaya daerah setempat.
Motif-motif batik bertema khas Majalengka itu misalnya Simbar Kencana, Nyi Rambut Kasih, Kota Angin, Kembang Kapas, Beunteur, Nguseup, dan Telaga Manggung.
Karya batik tersebut dicetuskan dan merupakan kreatifitas dari Hery Suhersono, yang belakangan namanya melambung sebagai maestro batik.
Menurut penuturannya, gagasan untuk menciptakan batik yang khas Majalengka itu pada mulanya tidak dipandang sebelah mata, bahkan oleh Bupati Majalengka sendiri. Waktu itu tahun 2008 dan bupatinya Sutrisno.
“Kita tidak usah membuat batik. Kan ada Cirebon dekat dengan kota kita,” kata Hery, mengingat ucapan Bupati Majalengka Sitrisno .
Namun, hal itu tidak membuat semangatnya surut untuk terus berkarya. Ia juga sering mengisi forum-forum ilmiah yang digelar di kampus-kampus hingga lembaga pemerintahan ataupun swasta. Dan berkat rekam jejaknya yang banyak diapresiasi di luar kota, akhirnya Hery dipanggil lagi oleh bupati dan justru disuruh fokus membuat batik.
“Karena tema yang saya angkat identitas daerah, maka harus mendalami dulu sejarahnya ataupun budayanya. Jadi sering-sering diskusi dengan budayawan atau para sesepuh. Menggali artefak misalnya, dari situ muncul pengetahuan atau ide karya,” kata Hery.
Sekarang 20 karya batiknya telah mendapat hak paten. Dan Hery bersama Uti Sayuti istrinya fokus mengembangkan batik, melalui usaha butiknya di Jalan Raya Panyingkiran Majalengka
yang sudah banyak dikunjungi turis.
Salah satu karya batiknya yang motif Angin, telah dipakai untuk seragam dinas oleh Pemkab Majalengka dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), karena temanya memang sesuai dengan identitas Majalengka sebagai Kota Angin. ***