Semua yang telah dicapai saat ini, berkat kerja keras semua pihak termasuk rakyat Tapsel. Kendati demikian, Bupati mengakui dirinya belum bisa memuaskan semua orang. Bupati bahkan jujur akui kalau dia sangat bersedih akan berpisah dengan rakyat Tapsel yang sangat ia cintai.
Bupati juga mengisahkan perjalanannya saat di awal-awal menjabat Bupati, secara maraton dalam membangun Kabupaten Tapsel yang begitu berat dia rasakan. Memindahkan ibu kota kabupaten dari Padangsidimpuan ke Kecamatan Sipirok, banyak yang tidak setuju. Begitu juga dengan kehadiran tambang emas yang ada di Batang Toru, banyak terjadi penolakan.
Saat ini, sebutnya, pembangunan Kantor Bupati Tapsel di Sipirok sebagai pusat ibu kota Kabupaten, banyak menuai pujian, tak hanya dari masyarakat lokal, namun hingga luar daerah.
“Begitu juga dengan hadirnya tambang emas di Batang Toru yang kini sebagian masyarakat telah mendapat sumber mata pencaharian baru setelah adanya lapangan pekerjaan di sana. Itu semua berkat niat tulus, ikhlas, dalam membangun Tapsel untuk menjadi lebih baik dimasa mendatang,” terang Bupati.
Kembali ke BKMT, Bupati mengaku di awal tahun 2021, dirinya mendapat mandat dari Ketua BKMT se-Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mendirikan BKMT di Tapsel. Sebab, sewaktu Syahrul menjabat sebagai anggota DPRD Sumut, dirinya dinilai aktif mengembangkan pengajian ibu-ibu. Di Medan pun, dirinya kerap aktif melakukan berbagai kegiatan bersama dengan BKMT setempat.
“Kalau di Simalungun dulu, kami bentuk PAKS (Pengajian Akbar Keluarga Sakinah). Sesudah berjalan (PAKS), kami doronglah, supaya berjalan BKMT di Simalungun. Tak lama, saya sudah terpilih (sebagai Bupati). (Maka) itulah yang dilihat BKMT Provinsi, supaya bisa mengembangkan pengajian ibu-ibu di Tapsel ini. Karena niatnya tulus, supaya semua terkonsolidasi dengan baik,” beber Bupati.