Protes warga tersebut sempat alot dan dimediasikan melalui pemerintahan Desa dengan cara mengumpulkan para petani dan pengusaha untuk berdialog bersama pihak pekerja proyek.
” Kami warga sudah pernah melakukan aksi protes, pengusaha dan petani berkumpul mempertanyakan lamanya pengerjaan jembatan ini, warga berkumpul dan dimediasikan oleh pemerintah desa” ucap warga.
Sementara itu, pengakuan dari pihak pekerja pemasangan Ginder Beton bermarga marbun menuturkan bahwa mereka bekerja dari pihak PT Wika, sebutnya.
“Pekerja dari CV belum bekerja. Untuk saat ini kami yang bekerja untuk pemasangan Girder beton, karena memang kami ahlinya dibidang itu” sebutnya. Tambahnya bahwa Girder beton disuplai oleh PT Wika katanya.
Untuk diketahui, jembatan Paluh Merbau, Desa Tanjung Rejo ini sedang dalam perbaikan. Akibat dari perbaikan ini pula disediakan jembatan pengganti sementara. Namun ironisnya, pada Sabtu dini hari jembatan sementara tersebut pun roboh akibat dilalui alat berat skavator milik Pemkab Deliserdang.
Perbaikan jembatan yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Deliserdang Sumatera Utara tahun anggaran 2021 dengan nilai sebesar 12.932.088.000.00 (dua belas milliar sembilan ratus tiga puluh dua juta delapan puluh delapan ribu rupiah)yang dikerjakan oleh CV KARUNIA ALAM, nomor kontrak 050/3934/DPUPR/DS/2021 menjadi pertanyaan publik.
Terhitung dari sejak dikerjakan pada bulan November tahun 2021, hingga pada bulan Agustus tahun 2022 pengerjaan jembatan Paluh Merbau ini masih belum menunjukkan adanya tanda – tanda akan selesai dikerjakan atau dengan kata lain, masih jauh dari harapan masyarakat untuk dapat digunakan segera mungkin guna kelancaran aktivitas warga sampai batas pengerjaan proyek ini berakhir pada bulan September tahun 2022. (Ly).