KOTAWARINGIN BARAT, lintas10.com-
Lama dan sempat meredup, kini masuk program Dinkes pemanfaatan tanaman obat keluarga (Toga) kembali gencar dikampanyekan. Program pemanfaatan toga merupakan bagian dari upaya pengembangan pengobatan tradisional yang berstandar dan professional.
“Dr Fachrudin mengatakan Dinas Kesehatan Kobar, bahwa di setiap Puskesmas kini telah ada fasilitator atau pendamping untuk pemanfaatan tanaman obat keluarga, Sudah ada di semua Puskesmas, ada sekitar 18 tenaga fasilitaor, masing-masing satu orang di setiap Puskesmas,” ujarnya,.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kobar, dr Fachrudin juga mengatakan, pemanfaatan tanaman obat keluarga kini memang sedang digalakkan. Dan setiap Puskesmas diberi keleluasaan untuk membentuk kelompok asuhan mandiri toga, sekaligus untuk mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional secara utuh.
“(Dinkes) Dinas Kesehatan Kobar memacu masyarakat untuk mengembangkan tanaman obat keluarga yang merupakan salah satu dari ujung tombak pengobatan tradisional di Indonesia, melalui pembentukan kelompok asuhan mandiri,” paparnya.
Dengan mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional yang berstandar dan professional, menurut Fachrudin ke depan akan dapat memberikan alternatif pengobatan yang aman untuk masyarakat.
“Pelayanan kesehatan tradisional yang dikembangkan Dinkes ini bukan klenik klinik yang dianggab gaib dan yang jelas tidak bertentangan dengan program pemerintah. Pelayanan kesehatan tradisional ini dengan memanfaatkan tanaman obat yang dapat mengatasi gangguan kesehatan masyarakat secara mandiri , baik untuk pibadi maupun keluarga,” pungkasnya. Lintas10.com (Yus)