“Tapi kalau saya boleh bilang, kita kurang manage dan integrasikan. Untuk itu saya minta kepada rektor dan para guru besar untuk belajar membuat bagaimana mengintegrasikan satu program,” paparnya.
*Menuju Poros Maritim Dunia*
Dalam konteks Poros Maritim Dunia, Menko Luhut mengatakan, Indonesia memiliki visi dan misi menjadi negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, kuat, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi perdamaian di kawasan dan dunia sesuai kepentingan nasional.
Namun demikian, hal ini terlambat di eksekusi. Pasalnya, baru pada Presiden Joko Widodo yang mau mengambil langkah untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
“Sejak saya masih menjadi perwira, selalu diumumkan posisi silang tapi tidak pernah ada eksekusinya. Baru di era Presiden jokowi. Untuk itulah kami buat Perpres mengenai visi dan misi maritim ini,” ungkap Menko Luhut.
Disamping itu, Menko Luhut juga menjelaskan terkait pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bagus. Pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,27%, meski di tengah kondisi problematika global saat ini.
“Tapi inflasi yang sangat penting. Kita masih bisa tahan di bawah 4%, kemarin masih 3,12% dan kita hitung, mungkin tahun ini akan berkisar di 3,5%. Jadi masih sangat bagus,” paparnya.
*Pemerataan dan Pengentasan Kemiskinan*
Menko Luhut juga mengatakan, program pemerataan pemerintah dalam mengentaskan kesenjangan mulai menunjukan hasil. Menurutnya, program pemerataan pemerintah tersebut berhasil menurunkan tingkat kesenjangan di Indonesia, dari 0,41 menjadi 0,389. Angka ini sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Sebenarnya semua terlihat berjalan bagus. Jadi anda sebagai mahasiswa dalam era sekarang ini, kalau mau bicara jangan pakai perasaan, tapi pakai data. Data ini bersumber dari BPS, dan tidak mungkin BPS akan membohongi kita,” tegasnya.