KOTAWARINGIN BARAT, lintas10.com- Suku Kaharingan adalah cikal bakal berdirinya Desa Pasir Panjang, Sejak nenek moyang suku Kaharingan dengan suku agama yang lain bisa di terima dan bahkan sampai saat ini kerukunan umat beragama di desa Pasir Panjang terjaga sangat harmonis. Senin (16/4/2018)
Pasir Panjang cikal bakal suku kaharingan namun sekarang hanya tersisa 30 KK ( 30 rumah ) saja, sudah banyak yang berpindah agama namun mereka masih menjaga tali silaturahmi makanya umat beragama di desa pasir panjang tetap terjaga.
“Walau ada gesekan gesekan kecil yang memanfaatkan isu isu yang berbau sara, Desa Pasir Panjang tetap kondusif dan umat beragama tetap harmonis,” kata Tamel Otol Kepala Desa Pasir Panjang.
Sangat majemuk suku agama di Pasir Panjang, melihat dua tempat ibadah yang ada di desa Pasir Panjang
“Kami dan warga terpanggil untuk membuat tempat ibadah Hindu Kaharingan berdampingan dengan Masjid dan Gereja, Kalau tidak salah ini satu satunya di Kalimantan Tengah tiva tempat ibadah berdampingan tanpa pembatas,” seru Tamel Otol.
“Keberadaan mereka adalah simbol Desa Pasir Panjang, makanya seluruh warga desa sepakat untuk membuatkan tempat ibadah berdampingan dengan Masjid dan Gereja,” katanya.
Suku kaharingan berangsur angsur banyak yang berpindah agama sekarang tersisa 30 KK, selaku perangkat desa berkomunikasi dengan tokoh agama bagaimana kedepan Suku Kaharingan ini tetap terjaga keberadaanya.
“Semoga ini awal dari pemersatu keagamaan dan kedepan keharmonisan umat beragama tetap terjaga, bukan cuma di desa Pasir Panjang tapi di seluruh Kobar dan Kalteng termasuk seluruh indonesia semoga umat beragama terjalin keharmonisan,”pinta Tamel Otol, Lintas10.com (Yus).