Densus 99: Intoleransi Adalah Bahan Baku Radikalisme, Ekstremisme dan Terorisme

lintas Jawa Barat550 kali dibaca

lintas10.com-Pemahaman keagamaan yang cenderung intoleran adalah bahan baku yang menjadikan tindakan radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.

Demikian ditegaskan Komandan Detasemen Khusus (Densus) 99 Asmaul Husna Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Nuruzzaman, kepada Lintas10.com Jum’at (2/4).

Karena itu, menurutnya, seluruh masyarakat harus selalu waspada terhadap pemahaman keagamaan yang mengajarkan intoleransi atau ajaran kebencian kepada orang lain.

“Masyarakat  juga harus diyakinkan, jangan sampai percaya terhadap tokoh agama yang mengajarkan kebencian kepada orang lain, karena agama tidak mengajarkan kebencian pada orang lain,” ujarnya

Kecuali itu, lanjut pria yang akrab disapa Kang Zaman, kita semua sebagai masyarakat harus memberikan dukungan kepada aparat negara, baik kepolisian atau Densus 88, untuk menindak para pelaku teror di negeri ini.

Dikatakaj, persoalan terorisme yang berasal dari pemahaman keagamaan intoleran itu merupakan tanggung jawab bersama. Karena itu pula semua pihak harus serius melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan membangun narasi alternatif di media sosial.

Tujuannya agar pemahaman keagamaan di media sosial tidak dimonopoli kelompok-kelompok tertentu yang mengajarkan kekerasan dalam mengekspresikan pemahaman keagamaan.

“Pelaku teror di Makassar dan Mabes Polri itu merupakan generasi milenial yang banyak menghabiskan waktu di media sosial. Saya meyakini, kedua pelaku teror tersebut telah terpapar pemahaman intoleran melalui kanal-kanal yang tersedia di berbagai platform media sosial,” kata Kang Zaman. ***

Baca Juga:  18 Kecamatan di Kabupaten Cirebon Belum Miliki SMA Negeri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.