“Diharapkan melalui komunikasi yang dialogis, saling memberikan masukan dan informasi, permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini, sehingga diperoleh kesamaan pandangan dalam memahami setiap permasalahan, sekaligus mencari solusi terkait dengan kepentingan pertahanan dan keamanan negara yang harus dijaga,” tegas Mayjen TNI Hartomo.
Tuntutan dan tantangan tugas ke depan menurut Danpusterad, tidaklah semakin ringan, dinamika perkembangan lingkungan strategis yang sedemikian cepat terkait dengan adanya isu-isu global, menghadirkan berbagai bentuk ancaman baik langsung maupun tidak langsung yang sulit untuk diprediksi.
“Dinamika perubahan menuntut TNI untuk mentransformasi diri menjadi suatu organisasi yang profesional dengan sumber daya manusia yang tidak diragukan lagi, juga dilakukan peningkatan kemampuan individu, sehingga mampu menghadapi berbagai ancaman nyata tersebut,” ucapnya.
“Seluruh komponen bangsa dituntut cerdas untuk menghadapi kondisi yang sulit diprediksi dan cepat berubah. Upaya adu domba dalam bentuk Sara, provokasi, narkoba, kriminal, bencana alam, penyalahgunaan media sosial, berita hoax dan serangan cyber dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern harus menjadi atensi kita semua,” tegas lulusan Akmil 1986 ini.
Mantan Gubernur Akmi ini kembali menegaskan, keanekaragaman adat istiadat, budaya maupun agama yang ada di Indonesia sering menimbulkan premordialisme yang cenderung melunturkan jiwa kebersamaan dan persatuan. “Disinilah perlunya diingatkan kembali pada jati diri bangsa, wawasan kebangsaan, bela negara serta anti radikalisme, sehingga terlahir kesadaran diri dalam diri kita sendiri akan pentingnya rasa cinta tanah air,” pungkasnya.