Lintas10.com (Seruyan/Kalteng) – Puluhan tahun lamanya warga kampung keramat, desa sungai undang, kecamatan seruyan hilir, kabupaten seruyan, yang berjumlah 40 kepala keluarga harus rela menggunakan air keruh sungai seruyan untuk mencuci pakaian dan perkakas lainnya.
Bukan tanpa sebab, air sungai yang keruh dan terkadang terasa asin, sehingga membuat untuk mencuci pakaian menjadi berwarna kekuningan dan perkakas rumah tanggapun berkarat, namun apa boleh buat mau tidak mau warga tetap pada menggunakannya, kecuali untuk dikonsumsi sebagai air minum, dimana dengan terpaksa harus membeli, meskipun pada dikeluhkan guna mencari uangnya, yang mana pada pasti dalam setiap bulannya harus menyiapkan anggarannya sebesar 300 ribu rupiah perbulannya untuk 10 buah dirigen.
Jika melintasi aliran sungai keramat, di kawasan tersebut maka sejumlah lanting lanting terlihat di sepanjang tepi sungai tersebut.
Di lanting lanting itulah warga setempat mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga untuk memasak.
“Gimana lagi, mau tidak mau kami kan butuh buat nyuci pakaian, peralatan rumah tangga dan mandi, Semua warga kampung keramat menggunakannya,” ujar seorang warga bernama Halil yang juga sebagai ketua RT nya, saat ditemui Lintas10/com, Kamis (1/2/2018).
Tak hanya keruh, air di sungai keramat ini juga kerap dilintasi sampah-sampah plastik dan rumah tangga yang terbawa arus sungai. Hal ini membuat kondisi air di sungai ini semakin buruk.
“Air di sungai ini tidak pernah bagus, kecuali waktu dulu di jaman orang tua tua dahulu bagus airnya. Enggak kayak gini,” tutur Halil.(Fathul Ridhoni)