Dengan demikian, kata Syahrul, akselerasi percepatan pembangunan bisa dilakukan seperti pembangunan Kantor Bupati saat ini dan terkhusus, terciptanya infrastruktur yang sudah lumayan baik di 15 kecamatan di Kabupaten Tapsel. Namun demikian, Bupati mengakui, apa yang telah dibangun mungkin belum mencapai 100% artinya secara bertahap.
Jika nanti dirinya tak lagi menjabat Bupati, Syahrul berpesan ke perangkat pemerintah untuk tetap jalin soliditas antar pimpinan dan bawahan. Sesungguhnya, pemerintah itu terdiri dari sistem dan sub sistem. Tapi, selama ini Bupati menilai soliditas itu telah berjalan dengan baik. Semua hal itu sangat berkaitan dengan kondisi saat ini, dimana di daerah, Indonesia, bahkan dunia, turut merasakan pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, Syahrul mengimbau kepada seluruh staf dan pegawai Pemkab Tapsel, agar secepatnya berdomisili di sekitar Kantor Bupati. Bupati merasakan bahwa, tidak mungkin semua bawahannya ada yang puas dengan kepemimpinannya terutama, terkait mutasi jabatan.
Di dalam kehidupan, tidak ada yang abadi kecuali perubahan. Untuk itu, sambungnya, perubahan jabatan itu merupakan hal yang biasa di organisasi apapun sehingga harus dipahami. Tak mungkin ada jabatan yang abadi, semua pasti ada akhirnya. Kiranya, ke depan Kabupaten Tapsel menjadi lebih baik lagi sepeninggalnya menjadi Bupati.
“Karena, jabatan saya sebagai Bupati pada pukul 00.00 WIB akan berakhir. Maka sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati untuk menjalankan roda pemerintahan nantinya adalah Sekretaris Daerah Parulian Nasution, sesuai radiogram Gubernur Sumut No.131/1403/2021, sebelum dilantik Bupati definitif”, tandasnya. (Hms)