Ia berharap dengan seminar ini, dapat memberikan pola pikir yang berbeda bagi adik-adik mahasiswa, untuk bebas berkreasi, menggabungkan arsitek melayu dengan melayu modern, sehinga tak kan melayu hilang dibumi.
Meski pertama kali bertandang ke Siak Sri Indrapura, Cahaya terkagum dengan kebersihan dan penataan taman kota, pedestrian atau pejalan kaki. Selain itu kotanya tenang dan nyaman, dapat dilihat mimpi dari kepala daerahnya untuk mewujudkan sebagai daerah tujuan wisata yang asri.
Siak ini patut dicontoh bagi kota-kota kecil lainnya, infrastrukturnya sudah bagus, seperti jembatan ‘Tengku Agung’ yang dihias lampu-lampu. “Pesan saya, agar arsitektur lama itu dipertahankan, agar menjadi ciri khas tersendiri,” imbuhnya.
Wanita dua anak itu adalah alumni 2001, universitas Islam Indonesia Yogyakarta jurusan arsitektur, S2 selesai tahun 2012 di universitas sebelas maret Solo jurusan Teknik Sipil, saat ini bekerja di Dinas Cipta Karya Kota Batam sebagai Kepala Seksi Pembangunan Bangunan Gedung.