“Saya baca satu ayat dahulu kemudian diulang-ulang dan terus dihafalkan, dan targetnya minimal se hari 1 lembar,” tutur bocah yang biasa dipanggil Rifa.
Dirinya dan kakaknya tidak bersekolah seperti layaknya anak-anak lainnya, bukan karena orang tuanya yang tidak mampu. Kesehariannya dihabiskan dengan belajar agama, menghafal qur’an dan hobinya bermain bola.
Lainnya halnya dengan Siti Aminah 14 tahun, yang biasa di panggil Imut dari Perawang Barat yang menimba ilmu di pondok pesantren Ia`anatuth Thalibin, dirinya bersama 12 kawannya turut serta mengikuti lomba hifzil quran tersebut.
Dikesempatan tersebut Bupati Siak dua periode itu ikut menyaksikan para hafidz cilik yang menjajal kemampuan hafalannya. (Rls)