Pakaian putih dan pakaian ihram menunjukkan kehambaan diri di hadapan Allah, pakaian yang serba putih seakan-akan kain kafan yang sedang membalut tubuh.
Kepasrahan dan kekhusukan tampak jelas, tiada lagi yang peduli dengan gemerlapnya dunia , semua berzikir, bertafakur, dan memuji-muji Allah. Mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang lebih kekal abadi.
Tetapi di musim haji tahun ini, karena wabah pandemi covid-19, jamaah haji dibatasi hanya 10.000 jamaah, demi kemaslahatan dan kesehatan, baik untuk jamaah haji Indonesia tetapi juga seluruh calon jemaah haji dari penjuru dunia.
Ustadz H Ismail menyampaikan bahwa Idul Adha juga dikenal dengan Idul Qurban. Dimana kisah pengorbanan Nabi Allah Ibrahim dan Ismail dalam praktek ibadah kurban, menunjukkan jiwa tauhid yang murni.
Betapa tinggi dan mendalamnya jiwa kepasrahan diri yang ditunjukkan terhadap Allah SWT. Sekalipun hanya lewat mimpi, nabi Ibrahim diikuti Ismail serta kerelaan ibundanya Siti Hajar rela mengorbankan nyawa demi kebaktian dan ketaqwaannya terhadap Allah SWT.
Sekalipun kerelaan anak nabi Ibrahim nabi Ismail untuk dikorbankan pada akhirnya digantikan Allah dengan seekor hewan kibas atau domba. Ketiganya berhasil.membujtikan keimanan tertinggi selaku hamba Allah yang imannya kokoh dan jiwanya tulus.
Setiap tetes darah dan daging serta bulu hewan kurban akan dicatat diberikan imbalan pahala, juga akan menebar dan memancarkan kebaikan.
Karena itu selaku insan muslim yang beriman sudah selayaknya meneladani makna kurban yang ditunjukkan nabi Ibrahim tersebut. Sehingga tidak mudah tergoda dengan harta dan segala perhiasan dunia.
Turut hadir sekda Arpan Nasution S.Sos, Ketua MUI Palas, ketua MUI Palas, H. Ismail Nasution, LC, MTH, Plt Kakan Kemenag Palas, H. Darwin Nasution, MA, Ketua PC NU Palas, Drs. H. Syafaruddin Hasibuan, MA, bersama anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah serta kepala Oraganisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Palas.(Id)