Andi Gus Wulandri menambahkan, di wilayah Kodam Kasuari, terdapat Satuan Tugas (Satgas) TNI yang tergelar dalam pos-pos Pengamanan Daerah Rawan (Pamrahwan) dan Pengamanan Pulau Terluar (Pamputer).
“Untuk Pos Pengamanan Pulau Terluar di wilayah tugas Kodam Kasuari adalah di Pulau Fani. Di sini akan dibangun Prasasti Bhinneka Tunggal Ika dan Prasasti Batas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dimana akan dilakukan peletakan batu pertamanya hari ini,” ucapnya.
Setelah melihat langsung kondisi di lapangan tambah Andi, segala kekurangan dan keterbatasan yang ada, seperti ketersediaan listrik, air minum, bahan makanan dan yang lainnya, tidak menyurutkan semangat anggota Pos Pengamanan Pulau Fani dalam melaksanakan tugas menjaga keutuhan wilayah NKRI.
“Kita juga membawa sedikit logistik untuk anggota Satgas Pam Pulau Terluar, agar mereka menjadi lebih semangat dalam bertugas,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan menyampaikan bahwa pemancangan prasasti perbatasan NKRI dengan Negara Kepulauan Republik Palau di Pulau Fani, sebagai bukti bahwa Pemerintah Provinsi Papua Barat berkomitmen untuk terus menjaga keutuhan wilayah NKRI.
“Pulau Fani merupakan pulau kosong tak berpenghuni yang berada di daerah terluar Indonesia, yang dikhawatirkan akan dicaplok negara yang berbatasan dengannya, yaitu Negara Republik Palau. Hal ini mengacu pada pengalaman adanya beberapa pulau terluar di Indonesia yang diklaim sebagai milik negara asing, yang berbatasan dengan pulau tersebut.
“Oleh sebab itu, untuk mengantisipasi pencaplokan tersebut, harus dilakukan pemancangan prasasti sebagai bentuk klaim Negara Indonesia, dalam hal ini melalui Kodam Kasuari, Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Raja Ampat,” terangnya.