Sebut Budhi, isu lingkungan merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian besar dari kepala daerah. Beberapa waktu lalu, Negeri Istana sempat dilanda bencana Kebakaran Lahan dan Hutan (Karlahut) yang cukup parah. Namun berkat kerjakeras dan sinergi pemerintah daerah bersama masyarakat dan stakeholder, kata dia tahun ini kasus kejadian karlahut dapat ditekan dengan signifikan.
“Perhatian pak Bupati terhadap isu lingkungan sangat besar, bisa terlihat dari persiapan menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Nasional dalam waktu kurang dari dua bulan. Namun berkat arahan langsung dari beliau, kegiatan HLH dapat berjalan sukses,” sebutnya.
Plt Asisten Bidang Pembangunan Syafrilenti menambahkan, konsep Kabupaten Hijau merupakan bentuk respon atas kondisi lingkungan pasca Karlahut saat itu. Terlebih lagi sebut dia, zonasi gambut di Kabupaten Siak cukup luas, sehingga perlu keterpaduan kebijakan pembangunan agar pemanfaatannya terkendali dan tetap lestari.
“Komitmen Pemerintah Kabupaten Siak terhadap kelestarian lingkungan, turut didorong faktor beberapa kawasan konservasi yang masih didominasi hutan alam primer didalam wilayah, selain itu peran serta masyarakat dalam partisipasi perlindungan lingkungan masih cukup tinggi,” sebutnya.
Namun lanjut Syafrilenti, Pemkab Siak dalam upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam yang ada sedapat mungkin tetap berorientasi peningkatan ekonomi masyarakat.
Susanto Kurniawan dari CSO Elang, salah seorang peserta rapat kerja bertema “Mewujudkan Kabupaten Hijau Dalam Pemanfaatan SDA dan Penlngkatan Ekonomi Masyarakat Lintas Generasi” itu mengaku kagum dengan komitmen Pemkab Siak dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Konsep Kabupaten Hijau ini, sangat menarik bagi kami lintas CSO yang bergerak di bidang lingkungan, untuk turut serta berpartisipasi didalamnya. Diforum ini kami berupaya memberikan kontribusi melalui diskusi bagi implementasi Kabupaten Hijau ini,” kata Sonny, sambil berjanji akan melengkapi data awal yang dimiliki pemerintah kabupaten.