Dikatakan Andi Gus, pembentukan batalyon yang diresmikan pada hari Selasa (27/8/2019) itu, merujuk pada Peraturan Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 18 Tahun 2019, tanggal 2 juli 2019, tentang penataan satuan dan pembentukan satuan baru jajaran TNI-AD.
“Sesanti Batalyon, Kibibor Akinting berasal dari bahasa Hatam, dimana Kibibor berarti burung pintar atau lincah, dan Akinting berarti cerdas dan disiplin,” jelasnya.
Sebagaimana satuan TNI AD lainnya, ujar Andi Gus, batalyon yang di komandani oleh Mayor (Inf) Misael Marthen Jenri Polii ini memiliki simbol burung pintar Kibibor berwarna hitam sedang menggigit ranting, berada di dalam sarangnya yang berwarna coklat, kemudian senjata busur panah menyilang berwarna hitam dan diatasnya terdapat bintang berwarna kuning emas.
“Yang memiliki makna bahwa satuan dan prajurit Yonif 761 memiliki semangat, optimis dan kepercayaan serta kejayaan di medan tugas,” terang Andi Gus.
Sedangkan tunggul batalyonnya, lanjut Andi Gus, memiliki arti bahwa Yonif 761 merupakan tempat bagi prajurit-prajurit yang memiliki kecerdasan dan keterampilan dalam membangun kemampuan dalam menghadapi setiap ancaman, baik yang datang dari dalam maupun luar.
“Sebagai satuan infanteri, Yonif 761 mempunyai tugas pokok untuk mencari, mendekati, menghancurkan, menawan musuh, merebut dan menguasai serta mempertahankan medan, baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang lebih besar dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam Kasuari,” tandasnya.
“Dari pembentukan Batalyon ini, tidak hanya TNI AD dan Kodam XVIII/Ksr, keberadaan Yonif 761 ini mampu membantu dan berkontribusi positif terhadap jalannya pembangunan pemerintahan di Kabupaten Manokwari demi meningkatkan kelancaran kesejahteraan rakyat, “tambah lulusan Akmil tahun 1997 itu.