Siak, lintas10.com-Asisten Admintrasi Pemerintahan dan Kesra Setda Budhi Yuwono menyebutkan, Paludikultur bukanlah konsep baru dalam hal pengelolaan gambut di Kabupaten Siak. Pola pertanian ini sejak 2015 sudah diterapkan oleh petani Kabupaten Siak.
“Paludikultur ini sudah lama kami terapkan, Pola ini kami lakukan upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan, Hanya saja faktor utamanya adalah keterbatasan pengetahuan dan kemampuan petani dalam mengolah lahan gambut serta pemilihan jenis tanaman belum tepat,”kata Budhi saat membuka Webinar Pelatihan Bagi Pelatih Berbasis Lapangan Dalam Pengembangan Budidaya Berkelanjutan Paludikultur, di Harmoni 21 Hotel, Siak. Rabu (26/8/2020) siang.
Budhi Yuwono juga memberikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah menggagas dan melaksanakan Webinar Pelatihan tersebut agar penerapan Paludikultur di Kabupaten Siak dapat dikembangkan, sehingga masyarakat (petani) mampu mengolah lahan gambut dengan baik.
“Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Siak tentunya sangat berterimakasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada LPPM Universitas Riau dan Badan Restorasi Gambut (BRG) yang memiliki inisiatif melaksanakan pelatihan ini. Semoga dengan adanya pelatihan dan berbagai seminar akan menjadikan pengelolaan lahan gambut di Kabupaten Siak kedepannya lebih baik”, ujarnya.
Sekretatis Satgas Covid-19 Kabupaten Siak itu juga mengingatkan agar seluruh peserta pelatihan untuk memperhatikan protokol kesehatan upaya bersama mencegah penyebaran covid-19.
“Kami berharap seluruh peserta pelatihan nantinya dapat menjadi pelopor gerakan Paludikultur di wilayah masing-masing, sehingga selain gambut dapat bermanfaat secara ekonomis bagi masyarakat sekaligus, meminimalisir terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Saya juga berharap kepada kita semua agar pelaksanaan kegiatan ini dengan memperhatikan protokol kesehatan”, pungkasnya.