“Sebenarnya ide itu muncul dari mekanisme tolak balik meriam. Kebetulan bidang penugasan saya sebagai Korps Peralatan Angkatan Darat, sering dihadapkan dengan teknologi-teknologi yang modern. Jika ditelaah sepertinya tidak nyambung, tapi itulah realitanya,” ungkap suami dari Ester Meilany Siregar sambil tersenyum.
Setidaknya dengan pompa ini diharapkan mampu dijadikan acuan di wilayah lain, karena di Kabupaten Gunungkidul banyak ditemukan sumber air di bawah tanah yang hingga kini belum dapat dieksploitasi.
Menyinggung eksplorasi air sungai bawah tanah, Perwira Peralatan TNI AD bekerjasama dengan Kodim Gunungkidul telah berhasil mengeluarkan juga sekitar 4 liter per detik dari kedalaman 22 meter pada jarak 1.200 meter dari mulut Gua Pulejajar dengan sistem gravitasi, sehingga diharapkan dapat mengatasi kekeringan untuk 8 desa di Kecamatan Girisubo.
“Cukup banyak potensi air di bawah tanah yang hingga kini belum dapat ditangani untuk mengatasi kekeringan dan persoalan air,” imbuhnya.
Menurut bapak lima anak ini, dalam upaya mengangkat air dari dalam goa ini, pihaknya hanya menghadirkan pompa hidrolik. Sedangkan untuk material terdapat bantuan dari Kasum TNI, sementara yang lainnya jajaran Kodim Gunungkidul bekerjasama dengan pihak terkait.
“Sesuai dengan rencana, setelah air ini berhasil diangkat segera akan dipasang instalasi dengan menggunakan sistem gravitasi, agar dapat menyumplai pasokan air masyarakat,” tandasnya.
Dirinya berharap, nantinya segera dapat dipasang sarana khususnya mesin pompa untuk menaikkan air dari dalam tanah.
“Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah Gunungkidul dan Propinsi DIY agar sejumlah wilayah yang memiliki potensi air bawah tanah bisa digarap untuk mengatasi masalah air bersih,” tuturnya.