“Khusus Trengganu, kita tahu bahwa salah satu makam Sultan Siak yaitu
Sultan Yahya ada di Dungun Trengganu, yang masih terpelihara dengan
baik oleh masyarakat disana. Baik Pemkab Siak maupu Kerajaan
Trengganu, sebelumnya juga sudah saling melakukan kunjungan secara
resmi,” jelasnya.
Menyambut kunjungan Bupati Syamsuar dan jajaran, Pejabat Konsulat
Malaysia di Pekanbaru Hardi Hamdin mengaku gembira menyambut
penjajakan hubungan kerjasama dua negara serumpun itu. Terlebih lagi,
penjajakan kerjasama dilakukan dengan Kabupaten Siak yang sudah
dianggap tidak asing lagi oleh masyarakat Malaysia. Uniknya kunjungan
ini, disebut-sebut sebagai kunjungan pejabat bupati pertama di kantor
perwakilan Kerajaan Malaysia di Provinsi Riau tersebut.
“Andai kecik telapak tangan, nyiru kami tadahkan,” seru Hardi,menirukan bidal orang tua-tua melayu dahulu.
Hamdi kemudian bertutur bahwa hubungan Siak dengan Malaysia ini cukup
unik. Sebab kata dia, Negeri Istana punya ikatan sejarah tidak hanya
satu kerajaan saja di Malaysia, tapi dengan tiga kerajaan sekaligus.
Secara tidak langsung, ikatan sejarah dan budaya ini menguntungkan
bagi pengembangan pariwisata dan pelestarian warisan budaya melayu
bagi Indonesia dan Malaysia.
“Siak punya tempat sejarah yang membanggakan, banyak orang baik saya
maupun wisatawan asal Malaysia amat terkesan dengan Istana Aserayah
El-Hasyimiyah, Balairung Sri, Tepian Bandar Sungai Jantan, berikut
tata kota yang rapi bersih dan nyaman sangat menarik bagi wisatawan,”
sebut Hamdi.
Untuk itu, pihaknya akan berupaya menjembatani penjajakan kerjasama
itu dengan sasaran mengegenjot angka kunjungan asal wisatawan Malaysia
ke Indonesia. Ia juga optimis target 10 persen dari 11,6 juta
kunjungan wisatawan negeri Jiran dapat tercapai.