Habo menghimbau kepada mereka yang masih berada di hutan yang mengatasnamakan gerakan Papua Merdeka untuk kembali bersama membangun Papua.
“Jadi kalian yang masih di hutan lebih baik segera turun dan bertani, itu senjata hanya membawa mati, orang lain mati kamu juga nanti mati karena senjata itu. Lebih baik ganti sekop dan linggis, itu membawa kehidupan. Gali tanah, tanam tanaman rejeki dari Tuhan akan tumbuh dari situ, “kata Hano menuturkan.
“Di atas tanah saya dibangun gedung sekolah dibantu oleh adik-adik dari Kodim, anak-anak sekolah banyak lebih 200 orang, tapi gurunya sedikit, kadang-kadang hanya satu orang, yang lainnya hanya makan gaji tapi tidak ajar anak-anak. Adik-adik dari Koramil, pembina desa yang suka datang mengajar, mereka tidak terima gaji tapi mereka bawa buku-buku bagi gratis ke anak-anak sekolah,” Habo menuturkan dengan nada prihatin.
“Kodim juga bantu kami bangun kantor desa, bangun gereja. Mereka kerja tidur di honey kami. Mereka tidak minta apa-apa kepada rakyat. Mereka bawa bamak. Sebagian bamak mereka masak sendiri bersama-sama dengan rakyat sebagian lagi dibagi-bagi kepada warga,”lanjut Habo
Saat ditanya kenapa guru malas mengajar di sekolah, Habo menjelaskan, bahwa mereka tidak ada rumahnya tempat mereka tinggal.
“Jadi kami minta kepada Bupati, Gubernur segera bangun rumah-rumah untuk guru, saya siapkan lahan. Datangkan guru ke sini untuk ajar anak-anak biar tidak bodoh. Adik-adik di Kodim siap bantu kerjakan, tidak usah serahkan kepada pengusaha nanti uang habis bangunan tidak jadi. Tapi kalau anggota Kodim mereka kerja tulus,” imbuhnya.
Editor : Benz