Akibat Bencana, Desa Sidamukti di Kab. Majalengka Menjadi Desa Mati?

lintas Jawa Barat1,193 kali dibaca

Majalengka, lintas10.com – Sebuah dusun di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, nyaris tak berpenghuni setelah ditinggalkan ratusan kepala keluarga akibat bencana yang terjadi berulang kali.

Dusun atau blok tersebut bernama Tarikolot, berada di Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Suasana di dusun tersebut setiap harinya tampak lengang, karena ratusan rumah yang masih ada di sana sudah tidak berpenghuni.

Eksodusnya warga Tarikolot itu bermula pada tahun 2001, setelah terjadinya bencana tanah longsor dan pergeseran tanah. Bencana serupa terjadi lagi pada tahun 2006 dan 2012. Sehingga sebanyak 253 kepala keluarga harus pindah ke lahan relokasi di Blok Awi Lega, karena permukiman mereka terancam pergerakan tanah.

Dikutip dari detik.com, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Majalengka, Agus Permana, membenarkan sebagian warga Desa Sidamukti meninggalkan rumahnya akibat peristiwa longsor dan tanah bergerak yang sering terjadi.

“Betul memang itu ditinggalkan karena sering terjadi pergerakan tanah. Beberapa hari lalu juga terjadi lagi itu tanah bergerak,” ucap Agus saat ditemui di pendopo Bupati Majalengka.

Desa Sukamukti kembali ramai dibicarakan, setelah viralnya sebuah video yang menyebutnya sebagai desa mati. Video tersebut diunggah oleh akun Bucin TV di saluran YouTube.

Dalam channel tersebut, ada dua video yang menunjukkan kondisi terkini Desa Sidamukti, masing-masing diberi judul Desa Kosong Majalengka-View Siang’ dan ‘Desa ‘Mati’ Ratusan Rumah Kosong-Majalengka’. Dua video tersebut masing-masing diunggah pada 26 Januari 2021 dan 28 Januari 2021. Tak kemudian menyebar luas di masyarakat, khususnya warga Majalengka.

Kepala Desa Sidamukti Karwan mengungkapkan keberatannya atas sebutan “desa mati”, dan merasa perlu meluruskannya. “Sebab, sebutan itu kurang tepat. Karena tidak semua penduduk Desa Sidamukti pindah meninggalkan kampungnya,” ujarnya.

Baca Juga:  Kambing yang Mati Misterius di Kuningan Terus Bertambah. Dihisap Batara Karang?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.