Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, Siak Salah Satu Tujuan Pelayaran KRI Dewaruci

Siak24 kali dibaca

Ia mengucapkan terimakasih kepada pemkab Siak yang bersedia menyambut kehadiran para peserta jalur rempah dengan segala fasilitas yang telah diberikan. Pada kesempatan itu, Siswanto juha menyebutkan Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024 mengangkat khazanah budaya bertema “Jalur Rempah dan Konektivitas Budaya : Arung Melayu”.

“Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun 2024, akan berlayar menelusuri jalur perdagangan rempah di kawasan barat Nusantara KRI Dewaruci, dengan membawa 153 orang yang terbagi atas laskar rempah, pewarta, fotografer, penggiat film, peneliti dan rombongan lainnya. Pelayaran yang menggunakan KRI Dewaruci ini akan menelusuri tujuh titik di antaranya Jakarta, Belitung Timur, Dumai, Siak, Sabang, Malaka, Tanjung Uban, dan Lampung,” terangnya.

Wakil Bupati Siak Husni Merza sebelumnya mengucapkan terimakasih dan selamat datang kepada rombongan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, di Kota Siak Negeri Istana.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Siak, kami mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi setinggi-tinggi dengan dilaksanakan kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2024, yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, yang bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut,” ucap Husni.

Husni menjelaskan, sejarah mencatat sekitar abad 17-18 Sungai Siak atau di kenal dengan Sungai Jantan merupakan jalur niaga terpenting, untuk menembus belantara Sumatera yang kaya akan hasil alamnya. Seperti gaharu, batu geliga dan kapur barus. Memang dalam wacana besar Jalur Rempah, keberadaan sungai ini sering diabaikan karena orang cenderung melihat selat Malaka sebagai jalur yang seolah berdiri tunggal.

“Padahal Sungai Siak ini merupakan jalur penting di mana Johor, Belanda dan Pagaruyung saling berebut peran dan pengaruh karena kekayaan alamnya berikut aktivitas niaga yang tumbuh di sepanjang tepiannya. Hal itu juga didukung dengan kedalaman dan lebar sungai yang ideal sebagai jalur perdagangan utama pada abad-abad lampau di kawasan Sumatra Timur,” terangnya lagi.

Baca Juga:  Terima Anugerah Paramesti, Pemkab Akan Kawal Kawasan Tanpa Rokok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.