Palangka Raya, lintas 10 .com- Usai melaksanakan Salat tarawih, Gubernur Kakteng Sugianto Sabran, bersama Kapolda, Danrem, Kejati, Kabinda, Sekda Kalteng dan unsur pimpinan daerah lainya melanjutkan rapat koordinasi internal terkait lengawasan dan penanganan covid di wilayah Kalteng.
Setelah melakukan rapat koordinasi, Forkopimda ini kemudian mencoba menggunakan alat GeNose, untuk digunakan satu persatu dengan menghembuskan nafas didalam alat GeNose.
“Pemprov Kalteng mendukung langkah TNI/Polri dan unsur lainya dalam upaya meminimalisir potensi covid untuk masyarakat dengan menggunakan alat GeNose. Ini adalah langkah upaya penanganan secara sederhana untuk deteksi awal gejala pada seseorang,” ucap Gubernur Sugianto, usai meniupkan nafas di alat GeNose, bersama Kapolda dan unsur Pimpindan Daerah, Rabu (21/4/2021), malam.
Sebelumnya juga Kapolda Kalteng Irjen Dedy Prasetyo bersama tim Dokter Polisi Rumah Sakit Bhayangkara, menjelaskan cara kerja dan cara penggunaanya untuk digunakan.
Setelah beberapa menit, hasilnya diketahui tidak terdeteksi adanya covid atau disebut negatif.
Alat GeNose sendiri merupakan alat pendeteksi virus Covid-19 karya UGM dan telah mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan (Kemkes).
Tim UGM mengklaim tingkat akurasi deteksi GeNose C19 memiliki Sensitivity 92 persen. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca adanya tanda positif Covid-19 dengan peluang 92 persen. Kemudian Specificity 94 persen atau mampu membaca tanda negatif Covid-19 dengan peluang 94 persen.
Sedangkan Positive Predictive Value (PPV) 87 persen, atau menunjukan yang benar-benar (true) positif dari hasil deteksi dengan GeNose C19, adalah 87 persen. Serta Negative Predictive Value (NPV) 97 persen atau deteksi benar-benar (true) negatif dari hasil deteksi dengan GeNose C19 adalah 97 persen.
Saat ini Pemerintah Provinsi sesuai arahan pemerintah pusat, melakukan upaya upaya antisipasi penyebaran pandemi covid19, salah satunya mengajak masyarakat untuk tidak berpergian keluar daerah atau mudik seta menunda mudik untuk keamanan diri, keluarga dan orang lain. Termasuk juga sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan penggunaan protokol kesehatan dalam beraktifitas.(AD).