Di sisi lain, Panglima TNI mengingatkan bahwa di era revolusi industri 4.0. yang ditandai dengan inovasi disruptif, menunjukan kemajuan teknologi digital, analisis data, dan computing power jauh berbeda dengan tatanan yang lama. Namun dibalik kemajuan tadi ternyata terdapat paradoks, kenyataan merugikan yang tidak dapat dihindari sebagai sisi negatif dari kemajuan yang kita capai.
“Paradoks yang paling utama saat ini adalah ancaman siber (cyber threats), ancaman biologi (biology threats), dan ancaman kesenjangan (inequality threats). Salah satu contoh paradoks kemajuan teknologi adalah saat kesenjangan pemahaman, kesenjangan bermedia sosial bersinggungan dengan upaya pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memprovokasi dan mengadu domba,” jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan upacan terima kasih kepada para pengasuh dan pelatih baik dari TNI-Polri maupun Aparatur Sipil Negara (ASN). “Berkat bimbingan Bapak dan Ibu sekalian, 68 pemuda-pemudi terbaik bangsa ini telah tampil memukau seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Mereka bangga melihat putra-putri terbaik bangsa tampil di Istana Merdeka,” ungkapnya.
Sebelum mengakhiri pengarahannya, Panglima TNI berpesan kepada para Purna Paskibraka untuk selalu siapkan diri sebaik mungkin dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan peluang sekaligus tantangan. “Tempalah diri sebagai bekal berkiprah dalam ladang pengabdian yang lebih luas, demi kejayaan bangsa dan negara Indonesia,” tegasnya.
“Mudah-mudahan kita semua akan menjadi patriot bangsa yang mampu mempertahankan NKRI dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia,” tutupnya.
Sumber: Puspen TNI
Editor: ES265