Menurutnya, wilayah perbatasan sebagai pintu akses keluar masuknya manusia dari segala penjuru dunia, memungkinkan penyakit tersebut berimigrasi ke wilayah perbatasan.
“Meskipun risiko penyebarannya rendah, kita harus mengambil tindakan pencegahan. Melalui kegiatan ini kita berharap, masyarakat mengerti tentang gejala – gejala yang timbul, pencegahan, penularan, serta penyebab yang ditimbulkan dari penyakit ini,’’ pungkasnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Atambua, ibu Rosalinda mengapresiasi kegiatan penyuluhan penyakit cacar monyet yang dilakukan oleh Satgas.
“Kami mengucakan terima kasih kepada Satgas atas kegiatan penyuluhan yang dilakukan serentak di seluruh Pos jajarannya, semoga yang dilakukan ini bermanfaat bagi masyarakat, setidaknya dengan penyuluhan ini masyarakat punya gambaran tentang penyakit cacar monyet,” terangnya.
”Disamping itu, kami juga berterima kasih, karena dengan adanya kegiatan ini sudah membantu Dinkes Atambua dalam mensosialisasikan penyakit ini kepada masyarakat perbatasan,” ucapnya.
”Kami juga berharap, kepada bapak-bapak TNI yang bertugas di perbatasan dapat membantu pencegahan penyakit ini masuk ke Indonesia dengan cara mengidentifiksi penyakit ini di pintu perbatsan resmi, sehingga orang asing yang akan masuk ke Indonesia dapat kita cegah sejak awal, dengan demikian kita dapat terhindar dari importasi penyakit cacar monyet,” tandasnya.
Sumber: Dispenad
Editor: Benz