Belu, LINTAS10.COM –
Dalam rangka pencegahan penyakit berbahaya di wilayah perbatasan RI-RDTL, cacar monyet, Satgas Yonif 408/Sbh melakukan sosialisasi penyebaran dan penularan cacar monyet kepada masyarakat di Kabupaten Belu.
Hal tersebut disampaikan Komandan Satgas (Dansatgas) Pamtas RI-RDTL Yonif Raider 408/Sbh Mayor Inf Joni Eko Prasetyo S.I.P., dalam rilis tertulisnya, Belu, Selasa (18/6/2019).
Dikatakan Dansatgas, pihak berwenang Singapura beberapa waktu lalu telah mengonfirmasi kasus _monkeypox_ atau cacar monyet pertama di negara itu, yang didapati pada seorang warga Nigeria yang tiba di Singapura 28 April lalu. Pria 38 tahun itu dinyatakan positif terjangkit virus cacar monyet pada 8 Mei 2019.
Pemerintah dalam hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta dinas kesehatan (Dinkes) Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), rumah sakit, dan puskesmas untuk mewaspadai penyakit cacar monyet. Hal ini tertuang dalam surat edaran tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit _monkeypox_ bertanggal 13 Mei 2019.
“Sebagai langkah preventif, Senin (17/6/19) kemarin, Satgas bekerjasama dengan Dinkes Atambua, melakukan sosialisasi terhadap wabah tersebut,’’ ujarnya.
Selain itu lanjut Joni, sosialisasi ini juga dilaksanakan secara serentak oleh 20 pos yang tersebar di sepanjang perbatasan RI-RDTL.
“Penyakit ini kan masih terbilang awam, jarang masyarakat mengenalnya. Sehingga kita sosialisasi agar mereka teredukasi. Meski belum terindikasi di wilayah perbatasan, namun kita harus mewaspadainya,’’ terangnya.
‘’Untuk itu, kita sebagai Satgas yang bersinggungan langsung dengan warga juga perlu memahami terhadap virus ini. Kita wajib tahu gejalanya seperti apa dan pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak tertular,’’ tambahnya.