Selain itu untuk pertama kalinya TNI berhasil melaksanakan latihan gabungan dengan 3 trouble spot sekaligus. Latihan puncak bentuk Pasukan Pemukul Reaksi Cepat dengan skenario operasi militer secara serentak dilaksanakan di Morotai, Selaru, dan Timika. Latihan semacam ini diharapkan semakin meningkatkan interoperabilitas antar matra, termasuk dalam hal penggunaan alutsista.
Selanjutnya TNI melaksanakan pengembangan organisasi dalam rangka mendukung program pemerintah.
Divisi 3/Kostrad, Koarmada III, Koopsau III, dan Pasmar-3 dibentuk di wilayah timur Indonesia. Dengan demikian kekuatan pertahanan dan pembangunan nasional akan semakin merata serta mendukung kedaulatan negara.
Saya telah meresmikan Satuan TNI Terintegrasi di Natuna. Satuan tersebut merupakan satuan tri matra terpadu yang dapat melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia, lengkap dengan segala fasilitas, termasuk untuk kapal perang, kapal selam, pesawat tempur, dan rudal modern. Kita juga terus melanjutkan pemenuhan kekuatan esensial yang dibutuhkan, diantaranya pembangunan kapal selam produksi dalam negeri.
TNI juga membantu dan mendukung pemerintah dalam penanggulangan bencana kemanusiaan di Kabupaten Asmat, Papua dan suku Mausu Ane, Maluku.
Dalam pencarian dan penyelamatan, kita menurunkan pasukan dan alutsista dalam tugas SAR, termasuk evakuasi dan pencarian Lion Air JT -610. Selanjutnya TNI juga mengatasi kelompok bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, yang telah membunuh secara keji puluhan masyarakat sipil yang sedang melaksanakan pembangunan jembatan dan mengakibatkan gugurnya 1 orang prajurit TNI.
Pada misi perdamaian dunia, kita berhasil menempatkan diri pada posisi 7 dunia sebagai negara kontributor pasukan perdamaian PBB. Terdapat 8 misi PBB dimana prajurit TNI bertugas dalam berbagai posisi, termasuk diantaranya 75 orang wanita TNI. Dengan demikian telah terdapat 41.810 personel TNI yang telah bertugas di bawah bendera PBB sejak tahun 1957.