“Walau apapun yang kami rasakan, mendukung tugas suami adalah kewajiban kami sebagai istri prajurit, kami nikmati ini semua sebagai nikmat dari Yang Maha Kuasa,” ujarnya.
Salah seorang warga yang bernama Marcel (45 tahun) menyampaikan, keberadaan Babinsa di daerah perbatasan sangat mereka butuhkan dalam membina dan menjaga kehidupan masyarakat.
“Mereka itu ibarat pelita di samudera luas, bisa menerangi lingkungan sekitar dengan senyuman dan candaan, serta memberi solusi memecahkan persoalan, sehingga membuat warga makin nyaman,” tegasnya.
Sementara itu, Camat Krayan Helmi Pudaaslikar menjelaskan, Babinsa itu ibarat mesin yang menggerakkan motor, sumber motivator sekaligus teladan dalam berperilaku. Kerjasama tiga pilar makin mudah terlaksana dalam memberi pelayanan dan perlindungan kepada warga.
“Kami sangat bersyukur Babinsa dan Bhabinkamtibmas selalu ada bersama membantu memajukan pembangunan di perbatasan,” tuturnya.
Serka Bambang dan Kopda Budi tampaknya sudah melekat dengan masyarakat Long Kiwan dan Long Midang Dayak ini. Walaupun dengan berbagai keterbatasan, hal tersebut bukan menjadi hambatan dalam menjalankan tugas, terutama untuk tetap menumbuhkan kesadaran sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar slogan Garuda di Hati tetap terpatri dalam jiwa masyarakat perbatasan Borneo.
Editor: Benz