Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Slamet Riyadi menyebut grafik perolehan Adiwiyata dalam tujuh tahun terakhir sejak Tahun 2013 terus meningkat, baik untuk kategori Adiwiyata Kabupaten, Provinsi, Nasional, maupun Mandiri.
“Jumlah keseluruhan Sekolah Adiwiyata untuk tingkat Kabupaten saja totalnya 113 sekolah, Adiwiyata Kabupaten 72 sekolah, Adiwiyata Nasional 23 sekolah, dan Adiwiyata Mandiri 3 sekolah, dan jumlahnya terus mengalami peningkatan. Untuk tahun ini saja, jumlah sekolah yang ditetapkan sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri ada dua, yaitu SMPN 1 Mempura dan SMPN 5 Kandis” kata Slamet.
Ia juga menjelaskan, Adiwiyata Mandiri merupakan kategori tertinggi yang diperoleh sekolah berwawasan lingkungan. Untuk bisa sampai ke level itu kata dia, perjuangan yang dilalui sekolah tersebut dimulai dari Adiwiyata Kabupaten hingga Nasional terlebih dahulu.
“Sebelum bersaing memperoleh status Adiwiyata Mandiri, harus bersaing meraih Adiwiyata Nasional dulu. Misalnya SMPN 1 Mempura sudah memperoleh Adiwiyata Nasional pada tahun 2015 dan SMPN 5 Kandis pada tahun 2017 yang lalu” jelasnya.
Kepala SMPN 5 Kandis Yeni Irdayati menceritakan perjalanan sekolah yang dipimpinnya dalam meraih Adiwiyata Mandiri pada tahun ini. Yeni menceritakan, awalnya SMPN 5 Kandis memperoleh Adiwiyata Kabupaten pada Tahun 2014 dan Adiwiyata Provinsi pada tahun 2015, lalu status raihannya meningkat menjadi Adiwiyata Nasional pada tahun 2017.
“Alhamdulillah tahun ini bisa meraih Adiwiyata Mandiri. Terimakasih kepada seluruh majlis guru yang telah bekerjasama menerapkan inovasi pembelajaran berbasis pelestarian lingkungan, yang terintegrasi dalam setiap mata pelajaran. Ucapan terimakasih juga kepada para siswa yang turut aktif dan antusias dalam pembelajaran mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yang berguna, seperti daur ulang limbah sawit dan kotoran ternak menjadi pupuk organik, dan pembelajaran prosedur teks dan deskriptif Bahasa inggris dengan berbagai tema seputar lingkungan” sebut Yeni.