Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangat berpengaruh dalam kehidupan bangsa Indonesia. “Kita tidak boleh lupa akan sejarah kita ketika dahulu pada saat zaman penjajahan, semua rakyat yang berasal dari berbagai ras, suku, dan agama yang berbeda bersatu dengan tujuan dan semangat yang sama untuk memerdekaan bangsa dan negara Indonesia,” kata Dandim.
“Dengan semangat persatuan dan kesatuan inilah menumbuhkan rasa toleransi sehingga menjadi pendorong kemerdekaan negara Indonesia,” tambahnya.
Jadi, kata Dandim, dengan adanya toleransi dapat menjadikan keadaan negara yang damai tanpa ada permasalahan ras, suku, budaya, antar golongan, dan agama, akan tetapi, kata dia, pada saat ini keadaan toleransi dalam ke-Bhinneka-an menjadi buruk dan sedikit demi sedikit seperti menghilang dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Hal ini sangat berdampak buruk terhadap kehidupan bangsa, hilangnya toleransi juga dapat menghacurkan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia,” katanya.
Menurut Dandim, faktor menghilangnya toleransi dan semangat persatuan dalam kehidupan bangsa, karena sedikitnya masyarakat yang memahami arti pentingnya toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan masih banyaknya masyarakat yang kurang memahami arti Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia.
“Intoleransi terjadi juga karena banyak masyarakat mudah terpengaruh akan informasi-informasi hoax dari orang ke orang. Banyak berita hoax yang yang dilebih-lebihkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab di media sosial,” kata Dandim.
Maka dari itu, Dandim meminta seluruh perangkat RT/RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda yang tergabung dalam tiga pilar Kelurahan/Kecamatan se Jakarta Timur dapat memberikan himbauan kepada warga di wilayahnya masing-masing untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI.