Djafar: Bertemu Jokowi, Prabowo Sosok Seorang Negarawan

Lintas Jabodetabek311 kali dibaca

“Sebagai Presiden, kepala pemerintahan dan pimpinan eksekutif, Presidenlah yang menentukan siapa-siapa pembantunya. Pembantunya dalam kabinet bisa berasal dari partai politik pengusung dan pendukung, bisa dari partai lain, akademisi dan profesional,” ungkapnya.

Bila pada akhirnya Presiden Joko Widodo merekrut menteri dari parpol diluar koalisi, maka parpol koalisi harus berbesar hati. “Jangan ngambek seperti anak kecil. Sebab, itu konsekwensi dari sistem presidensial,” lugasnya.

Kalau pada akhirnya ada kader Gerindra atau parpol lain yang masuk kabinet, parpol koalisi harus menangkap bahwa hal itu untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Alangkah indahnya kalau bangsa yang besar ini berjalan seiring untuk mengisi pembangunan, situasi bangsa yang hampir terpecah ini perlu bersatu untuk menangkal infiltran dan gangguan dari dalam negeri sendiri,” tegas mantan anggota DPR / MPR RI ini.

Ia menambahkan, bila benar kader Gerindra masuk dalam kabinet Jokowi, maka selesailah rivalitas Pilpres 2019 lalu. Jangan ada lagi saling serang, saling ejek, fitnah dan berita hoax. Cukup sudah energi kita terkuras untuk hal-hal non produktif.

“Mari kita saling berangkulan lagi, silaturrahmi yang sempat terputus perlu disambung lagi. Tidak ada marah dan dendam, suami-istri, anak terhadap orang tua, teman satu kantor, teman komunitas, teman ormas, dan LSM. Semuanya demi Merah-Putih, NKRI tercinta,” pungkasnya.

Editor: Benz

Baca Juga:  Danrem 051/Wkt dan Dandim 0505/JT Gelar doa dan santunan anak yatim di lubang buaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.