Perlu diketahui, bahwa sebetulnya masyarakat tidak menolak perubahan, asal pemerintah tidak setengah-setengah melakukan pembangunan sektor pertanian secara berkelanjutan.
Ada banyak lahan yang masyarakat dapat ditempatkan untuk bertani dan berkebun menetap, seperti pembukaan lahan yang tersedia irigasi yang baik sesuai dengan kapasitas yang diperlukan sehingga masyarakat dapat diberikan ruang yang tepat untuk mengelola lahan yang tidak lagi berpindah-pindah dengan cara menebang pohon-pohon yang memiliki nilai kelestarian lingkungan yang tinggi.
Penyediaan beragam jenis pupuk yang berkualitas sesuai dengan karakteristik tanah yang akan digarap dengan cara berkesinambunangan, bukan pada saat diperlukan, pupuk menghilang dari peredaran, kalaupun ada harganya dirasakan masyarakat sangat mahal sehingga menurunkan semangat masyarakat untuk bertahan apalagi untuk berkembang.
Disinilah peran pemerintah harus hadir untuk mendampingi masyarakat, bukan hanya bersuara akan tetapi melakukan tindakan nyata di masyarakat agar masyarakat merasakan bahwa kebutuhan perubahan dalam hal bertani dan berkebun yang masyarakat perlukan selalu tersedia, baik personil pembimbing yang memiliki keahlian di bidangnya, penyediaan berbagai bibit unggul yang akan dibudidayakan masyarakat secara berkelanjutan sehingga diperoleh hasil yang maksimal, juga modernisasi peralatan pertanian bukan hanya sekedar untuk menunjang keperluan masyarakat akan tetapi menjadi kebutuhan utama yang harus siap guna dan siap manfaat setiap saan termasuk tenaga mekanik pendamping dengan pemeliharaan peralatan yang tersistematik, sehingga tidak terhenti dalam keberlanjutan kegiatannya.
Diharapkan dengan berbagai tawaran solusi yang telah disampaikan tersebut, Bambang Purwanto, S. ST, MH pihaknya akan terus mendorong agar pemerintahpun semakin bergerak cepat dalam mendampingi masyarakat dalam hal penanganan dan mengatasi karhutla agar bencana kabut asap dapat diminimalkan dari waktu ke waktu.(AT)