Labuhanbatu,lintas10.com- Perempuan bukan hanya sebagai pelengkap dalam keluarga, sebab Perempuan sangat punya potensi luar biasa untuk berpartisipasi.
Di Labuhanbatu, separuh atau mendekati 50% dari Jumlah Penduduk, dan 32% jumlah anak dari jumlah penduduk yang ada.
Demikian salah satu maksud Bupati Labuhanbatu H Pangonal Harahap, SE, M.Si dalam pidato tertulisnya yang dibacakan Asisten Administrasi Umum Amru, SE, Selasa (23/5/2017) pada acara Peringatan Hari Kartini Ke-53 Tahun 2017 Tingkat Kabupaten Labuhanbatu yang berlangsung di Aula Asrama Haji Ujung Bandar Rantauprapat.
Dibacakan bahwa, perempuan bukan hanya pelengkap dalam keluarga dan masyarakat tetapi saling melengkapi antara perempuan dan laki-laki untuk memajukan daerah ini, dan anak sebagai generasi penerus bangsa, juga sudah seharusnya kita memperhatikan mereka, dengan memberikan hak-hak nya dan menyelesaikan permasalahan mereka melalui pengembangan komunikasi, informasi dan edukasi serta memfasilitasi sarana dan prasarana yang ramah anak.
Disebutkan,bahwa peran perempuan yang tidak bisa digantikan oleh laki-laki adalah kodratnya sebagai seorang ibu yang melahirkan dan mendidik anak-anaknya dengan naluri kelembutan dan kasih sayang sehingga menjadikan anak-anak yang berkualitas dan mandiri.
Kali ini,melalui tema “Semangat Kartini Mendukung Perempuan dan Anak Melalui Three End’S” Bupati mengajak kita semua, mari kita dukung 3 point penting dalam menyelesaikan permasalahan perempuan dan anak ini melalui ; 1. Akhiri kekerasan pada perempuan dan anak. 2. Akhiri perdagangan orang. 3. Akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan. Mewujudkan perempuan dan anak yang berkualitas, mandiri serta berkepribadian.
Sementara, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Labuhanbatu Hj. Siti Awal Pangonal Harahap dalam sambutannya mengatakan, Peringatan Hari Kartini merupakan momentum yang sangat baik untuk merefleksikan kembali betapa perempuan merupakan sosok yang sangat berperan penting dalam kemajuan semua bangsa, Perjuangan Kartini adalah simbol perjuangan perempuan dan semangat untuk bangkit dari kungkungan budaya patriarki, khususnya pendidikan.
