Padangsidimpuan, lintas10.com – Lagi – lagi dan tak habis -habisnya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Padangsidimpuan di rundung masalah tata kelola yang buruk. Mulai dari insentif tenaga kesehatan yang belum dibayarkan hingga RSUD harus memohon untuk penangguhan pembayaran belanja habis pakai kepada PT. Fresenius Medical Care Indonesia.
Pasalnya alat yang seharusnya menjadi salah satu andalan pelayanan RSUD kota Padangsidimpuan berupa mesin “HEMODIALISA” ini berhenti beroperasi terhitung hari ini tgl 3 september 2021.
Mesin yang berfungsi sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan)/alat cuci darah ini dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
Mesin “HEMODIALISA” ini berhenti beroperasi dikarenakan berhentinya pasokan bahan habis pakai dari supliernya. Terhentinya pasokan bahan habis pakai tersebut dikarenakan pihak RSUD Kota Padangsidimpuan belum juga membayar tagihan atas suplay bahan habis pakai sejak tahun 2018, 2019 dan 2020.
Padahal diketahui bersama setiap pasien yang melakuan cuci darah, pasien pasti merogoh kocek yang tidak sedikit dan bagi pasien yang menggunakan layanan BPJS Kesehatan tentu BPJS kesehatan selalu membayar jasa pelayanan RSUD Kota Padangsdimpuan sesuai dengan tagihan yang masuk.
Hal tersebut menuai perhatian sangat serius oleh wakil ketua Komisi III DPRD Kota Padangsidimpuan, Iswandy Arisandy, sehingga Ia menyebutkan hal tersebut cerminan dari buruknya tata kelola RSUD Kota Padangsidmpuan.
“Ini bisa juga mencerminkan buruknya tata kelola RSUD kota Padangsidimpuan yang berimbas kepada jeleknya kualitas layanan medis yang diterima oleh masyarakat kota Padangsidimpuan,” Sebut Iswandi Arisandy kepada lintas10.com melaui pesan singkat aplikasi Wahatsapp, Jum’at (03/9/2021).