Deli serdang, lintas 10.com – Jembatan gantung Namo buaya Desa Perpanden, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara ambruk, Padahal jembatan Namo Buaya tersebut belum lama ini dibangun untuk ke dua kalinya. Beruntung tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Warga sekitar saat diwawancara awak media ini yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ambruknya jembatan tersebut karena salah satu ujung gelagar jembatan jatuh ke dasar sungai. Akibatnya masyarakat harus menyebrangi sungai akibat jembatan tak bisa dilalui.
Tambahnya lagi, pekerjaan tersebut kurang maksimal sebab jembatan gantung Namo buaya tersebut kurang tinggi dari dasar sungai, dan Pondasinya kurang dalam makanya tidak kokoh, mana mungkin jembatan gantung 16 meter Pondasinya di tempelkan saja di bibir sungai. Dan Pagu dananya pun kami tidak tahu berapa sebenarnya, jadi kalau bangunan ini terkesan hanya menghabiskan uang Negara. “Tidak bisa di nikmatin masyarakat Itulah pak,” ujarnya kepada awak media Senin (12/7/2021).
Sebenarnya semua ada aturan yang harus di ikuti. Alokasi dana yang diberikan harus di pergunakan dengan Konsisten dan terkendali kata warga.
“Setiap kegiatan yang menggunakan Alokasi dana desa melalui beberapa tahap proses perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi yang jelas, dan berdasarkan prinsip segala bentuk laporan yang di buat harus transparan dan dapat di pertanggungjawabkan,” Ujarnya.
Ketika wartawan mengkonfirmasi hal itu kepala Desa Parpanden Kecamatan kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang, B Sinulingga mengatakan, jembatan gantung Namo buaya sudah dua kali dibangun Tapi karena kondisi cuaca dengan hujan sangat tinggi arus banjir sering menggerus , jadi roboh.
Ditempat yang berbeda saat di mintai tanggapan Camat Kutalimbaru, Faisal Nst melalui telepon selulernya juga menyayangkan hal itu terjadi. “Memang ada juga kesilapan kenapa sampai dua kalinya ambruk Jembatan gantung Namo buaya tersebut,” ucapnya (S Giawa/red)
