Cirebon, lintas10.com – Suasana malam tahun baru imlek di Kota Cirebon, Jawa Barat, jauh berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Vihara Dewi Welas Asih yang biasanya dipadati jemaat dan ditandai dengan bermacam kegiatan untuk meramaikannya, tadi malam tampak biasa saja. Cuma ada kegiatan ritual seperti sembahyang dan jumlah pengunjung yang terbatas.
Pemandangan serupa tampak di Vihara Pemancar Keselamatan (Born San Tong). Samsul Liem selaku sekreatarisnya mengungkapkan, akibat pandemi Covid-19 sejumlah tradisi imlek terpaksa dirubah dan dibatasi. Bahkan pemberian angpao pun dirubah. Biasanya diberikan langsung lewat interaksi fisik dengan penerimanya, tahun ini ditransfer lewat rekening.
“Tak hanya angpao, ucapan Gong Xi Fat Chai pun diharapkan tak melalui interaksi fisik langsung,” jelasnya.
Samsul Liem juga mengimbau, warga Tiongho Cirebon bersilaturahmi secara virtual antar sesama keluarga maupun teman, salah satunya memanfaatkan video call pada telepon seluler.
Ditambahkan, Di Vihara Pemancar Keselamatan ini sembahyang menyambut tahun baru dilakukan terbatas. Jemaatnya dibatasi untuk bersembahyang secara bergantian, dan setelah selesai diimbau untuk langsung pulang ke rumah masing-masing.
“Akibat pandemi, aktivitas di vihara hanya untuk sembahyang saja, tidak untuk silaturahmi. Pengunjung dibatasi 50% dan sembahyang secara bergantian agar tak ada kerumunan di dalam vihara,” tuturnya.
Semua jemaat yang datang juga diwajib menerapkan protokol kesehatan, mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
Untuk itu pun pihaknya meminta permakluman warga Tionghoa yang hendak merayakan Imlek. Perubahan sejumlah tradisi disebabkan wabah yang belum usai.