lintas10.com-Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, yang terletak di kaki Gunung Ciremai memiliki banyak destinasi wisata alam. Kendati demikian, Kuningan justru menutup rapat-rapat bagi kemungkinan berdirinya hotel bintang lima.
Bukannya tak membutuhkan investor bagi pengembangan pariwisata di sana, tetapi justru demi untuk mendorong pengembangan desa wisata yang berbasis masyarakat. “Jadi homestay yang lebih kami diprioritaskan, bukan hotel bintang lima,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan, Dian Rachmat Yanuar.
Menurutnya, kebijakan tersebut untuk mendukung penguatan bagi pengembangan desa wisata, dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat. Supaya dampaknya bisa dirasakan bersama, dan ke depannya dapat memberikan peningkatan bagi perekonomian masyarakat.
Menurutnya pula, kebijakan tersebut sangat relevan dengan cita-cita bupati yang menginginkan pembangunan 25 desa pinunjul, atau desa yang memiliki keunggulan,
yang tersebar di sejumlah kecamatan. Desa pinunjul itu sendiri nantinya diharapkan menjelma menjadi desa yang ideal sekaligus mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat luas.
Untuk itu, kata Dian Rahmat Yanuar, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) harus bisa memerankan fungsinya sebagai leading sektor dalam program pembangunan bidang kepariwisataan. Termasuk mampu menjembatani antara pemerintah daerah dengan masyarakat di setiap desa wisata,” tuturnya.
Sementara Bupati Kuningan, Acep Purnama, menginstruksikan agar pembangunan desa wisata bisa menyerap potensi dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraannya. Sehingga menjadi energi penggerak perekonomian desa, sekaligus menghidupkan gairah produk rumahan untuk menjadi salah satu ikon yang bisa ditawarkan kepada para pengunjung.