Patok Soekarno, Nilai Sejarah yang Terlantar

lintas Jawa Barat857 kali dibaca

Indramayu, lintas10.com – Pada peringatan Hari Pahlawan tanggal 10 November lalu, sebuah patok kayu jati di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, tiba-tiba menjadi perhatian masyarakat. Bahkan media massa pun cukup banyak yang kemudian menurunkan berita tentang patok kayu tersebut.

Kayu berukuran cukup besar itu tertancap begitu saja di belakang warung-warung tenda yang berjejer di taman Jatibarang, atau yang biasa disebut bunderan jatibarang, tepatnya dekat dengan tugu jam yang tidak jauh dari Stasiun Jatibarang.

Sekilas, kayu tersebut terlihat biasa saja, bahkan terletak di lokasi yang
tampak kotor karena ditumbuhi rumput, dan konon malah sering dijadikan tempat pembuangan botol bekas minuman keras.

Tapi ternyata patok kayu jati yang tidak terurus itu memiliki nilai sejarah perjuangan bangsa. Orang-orang tua dulu menyebutnya “Patok Soekarno”. Sebab patok tersebut memang sengaja ditancapkan di situ sebagai monumen yang menandai bahwa, Soekarno dulu pernah datang dan berpidato di sana.

Seperti disebutkan di channel YouTube Indramayu, saat menjelang kemerdekaan, Bung Karno pernah singgah di Jatibarang untuk berpidato menyemangati
Tentara PETA (Pejuang Tanah Air), yang markasnya terletak di Desa Bulak Lor, Kabupaten Indramayu.

Konon, desa tersebut dulunya menjadi salah desa di Jawa Barat yang menjadi markas tentara PETA. Sehingga sampai sekarang ini di Desa Bulak Lor terdapat satu tempat yang dinamakan Blok Peta.

Akun Facebook Lensa Indramayu menuliskan, “Di Jatibarang Soekarno berpidato di bawah pohon Jati, letaknya hanya beberapa kilo meter saja dari Stasiun”. Dan di tempat itulah kemudian dibuat penanda atau semacam monumen, meskipun cuma berupa patok dari kayu jati.

Baca Juga:  Kota Cirebon Siap Menuju Smart City

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.