Lintas10.com, SIAK- Sebanyak 190 ekor sapi milik warga mati mendadak dan terkena serangan penyakit berjenis jembrana, adapun penyakit itu biasanya hanya menyerang sapi bali melalui penularan lalat pitak.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas peternakan dan perikanan kelautan Drh Giatno ketika ditemui di Siak Sabtu (28/1/2017).
“Adapun sapi yang mengalami kematian mendadak itu berjenis sapi bali, virus disebarkan melalui lalat pitak, sehingga sapi mengeluarkan keringat darah biasanya mulutnya berbuih secara tiba-tiba,” ujar Giatno.
Lanjut Giatno bahwa jenis penyakit itu pertama terjadi pada tahun 80 an dan hingga kini belum diketahui obatnya.
“Sampai saat ini penyakit itu tak ada obatnya, yang hanya bisa dilakukan sebatas pencegahan dengan cara membersihkan kandang serta membunuh lalat pitak,” kata Giatno.
Jumlah sapi mati itu kata Dokter hewan tersebut yang paling banyak berada di Kecamatan kotogasib.
“Yang paling banyak mati di Kecamatan Kotogasib,” katanya.
Untuk populasi Sapi di Kabupaten Siak kata Giatno berjumlah 21 ribu ekor sapi.
“Memang populasi sapi dikabupaten Siak berjumlah 21 ribu ekor, jadi kematian sapi disebabkan jembrana itu paling terbesar dari tahun sebelumnya,” tandas Giatno menjelaskan. (Sht)