Jakarta, LINTAS10.COM – Mungkin sebagian masyarakat belum mengetahui, jika Museum TNI-AD
Dharma Wiratama yang ada di Yogyakarta merupakan bagian dari peninggalan sejarah terbentuknya
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan Markas Tertinggi Tentara Keamanan Rakyat.
Hal tersebut dikatakan Kepala Balakmusmonpus Disjarahad Kolonel Arm Hery Purwanto saat dihubungi melalui telepon seluler di Jogyakarta, Selasa (3/9/2019).
Hery menuturkan, Museum TNI AD Dharma Wiratama yang dibangun masa pemerintahan Kolonial
Belanda tahun 1904 tersebut, berdiri di atas tanah seluas 5.881 m² dimana pada awalnya digunakan
sebagai Kantor administratur perkebunan Belanda.
“Paska perpindahan ibu kota RI dari Jakarta ke Yogyakarta, periode 1945-1948, museum ini merupakan Markas Tertinggi TKR dan saat itu secara aklamasi melalui konferensi TKR (12 November 1945) berhasil memilih Kolonel Sudirman yang saat itu sebagai Komandan Divisi V Kedu/Banyumas
menjadi Panglima Tertinggi Tentara Keamanan Rakyat,” katanya.
“Tahun 1942 sampai 1945 saat Jepang berkuasa, bangunan ini digunakan sebagai markas militer Jepang, dan di bagian belakang dibangun bunker (tempat berlindung di dalam tanah) yang sampai
saat ini dirawat dengan baik,” tambah Hery.
Selain itu, kata Hery, bangunan tersebut juga merupakan saksi sejarah peristiwa G30S/PKI, dimana pada tahun 1961-1980 saat dijadikan Markas Korem 072/Pmk, terjadi penculikan Danrem dan Kasrem oleh PKI
yang kemudian dibunuh oleh oknum Batalyon L saat itu.
Lebih lanjut dikatakan, setelah dijadikan Museum TNI AD, sampai saat ini stigma masyarakat Jogyakarta masih beranggapan bahwa bagunan tersebut masih merupakan kantor Korem 072/Pmk, sehingga keberadaannya tidak diketahui masyarakat luas.