Lintas10.com, SIAM – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Siak menghimbau kepada para penghulu , Kepala Sekolah agar waspada dan tidak tertipu dengan ulah oknum yang mengaku wartawan dan kerap meminta sumbangan, hal ini disampaikan mengingat banyaknya keluhan dari pihak yang merasa keberatan kedatangan tamu atas nama wartawan karena kehadiran mereka bukan mencari berita, melainkan meminta sumbangan.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua PWI Siak Soleman Sihotang, Minggu (31/7/2016) di Siak.
“Saya baru saja dapat kabar ada oknum yang mengaku wartawan sekaligus mengaku ketua organisasi wartawan Provinsi menemui penghulu, dengan tujuan silaturahmi dan meminta sumbangan untuk keberangkatan pelatihan ke Jakarta. Atas nama profesi Jurnalis, saya menyanyangkan adanya tindakan oknum seperti ini,” ungkap Soleman.
Ia mengingatkan agar para penghulu tidak merasa tertipu dengan modus yang dilakukan.
“Kali ini mereka membawa bingkai berisi tupoksi Penghulu, dan dijual Rp. 500 ribu,” terang Soleman.
Lanjut Wakil Ketua PWI itu tentunya yang mengaku wartawan harus dibekali dengan legalitas yang jelas serta tau apa kinerjanya.
“Didalam undang-undang PERS serta kode etik nya pun jelas, itu jadi pedoman dan acuan bagi semua yang mengaku sebagai wartawan,” katanya.
Dikatakan Soleman, pihak-pihak atau instansi supaya tidak menjadi korban harus lebih bijak menyikapinya.
“Ini hanya oknum saja jadi tidak semua seperti itu,” kata Soleman mengingatkan.
Senada disampaikan Ketua Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Siak Zulfami, ia menegaskan tindakan yang dilakukan oknum tersebut bukanlah pekerjaan wartawan yang benar.
“Memang kita sering dengar ada orang yang mengaku wartawan, singgah ke sekolah dan kantor desa dengan membawa kalender, buku barang lainnya, barang tersebut dijual dengan harga yang tidak pantas, kami berharap para Penghulu dan Kepala Sekolah agar tidak tertipu,” ujar Zulfahmi.
Sementara Ketua Forum Wartawan Siak Kavila juga sangat menyangkan adanya oknum yang dinilai mencemar nama baik kaum jurnalis tersebut. Ia mengingatkan agar Pengulu tidak melayani tamu-tamu seperti itu. “Sebaiknya jangan dilayani, kalau mau membantu seikhlasnya saja, jangan terpatok dengan permintaan oknum,” tegas Kavila. (Sht)