Situbondo, Lintas10.com – Operasi Darat Gabungan dalam skenario yang dijalankan disebutkan bahwa dalam rangka merebut Center of Gravity dan memberikan peluang gerak maju pasukan darat Infanteri maka diperlukanlah satu bantuan tembakan terpadu baik dari bantuan tembakan darat, laut maupun udara.
Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P dihadapan awak media usai meninjau langsung Latihan Bantuan Tembakan Terpadu TNI Tahun 2018 di Pos Tinjau T-12 Pusat Latihan dan Tempur (Puslatpur) Marinir-5 Baluran, Banyuputih, Situbondo, Rabu (28/11/ 2018).
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, tujuan latihan ini adalah menguji bagaimana sistem interoperability yang diawaki oleh Komunikasi dan Elektronik (Komlek) berjalan dengan baik. Interoperability adalah keputusan dari komando atas sampai komando bawah dan samping, agar semuanya bisa menerima dengan satu komando yang sama. “Hal ini tidak mudah untuk menyatukan tiga kekuatan yang karakteristiknya berbeda dalam hal bantuan tembakan baik kekuatan darat, laut dan udara. Saya lihat tadi semuanya dapat berjalan dengan baik,” ucapnya.
Lebih lanjut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bahwa latihan ini diselenggarakan sekaligus untuk menguji pengadaan persenjataan pada Renstra ke-II tahun 2015-2019, apakah sesuai dengan peruntukannya dan ternyata hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan termasuk di dalamnya adalah presisi ketepatan untuk menembak. “Untuk itu apa yang kita inginkan dalam pengadaan persenjataan di Renstra ke-II tahun 2015-2019 semuanya sudah sesuai,” ungkapnya.
“Dalam latihan tersebut, sistem interoperability yang utama karena merupakan bagian dari platform yang sedang dibangun oleh TNI yaitu Network Centric Warfare. Saat ini sedang dikembangkan dengan menggunakan bantuan satelit sehingga seluruh komunikasi kita tidak menggunakan BTS,” jelas Panglima TNI.