Maritim – Banjarmasin, Kalimantan Selatan, lintas10.com- Menko Luhut meminta para walikota untuk melakukan gerakan masif memerangi sampah plastik.
“Sampah plastik ini musuh kita bersama. Semua harus ikut menyosialisasikan. Tidak memandang suku atau agama. Islam, Kristen, Hindu, Buddha harus bisa ikut menyebarkan pada umat lewat khotbah-khotbahnya. Karena semua agama nengajarkan kebersihan,” ujar Menko Luhut saat membuka Rapat Koordinasi II (Lokakarya Nasional) Penanganan Sampah Padat di Kawasan Regional, Perkotaan, dan Destinasi Pariwisata di Banjarmasin, Rabu (31-10-2018). Sekitar 40 walikota dari kota-kota tujuan wisata dan pesisir mengikuti acara ini.
Menko Luhut kembali mengingatkan bahwa saat ini ikan-ikan di laut sudah tercemar sampah plastik karena mereka memakan sampah plastik dan jika seorang ibu hamil mengkonsumsi ikan yang sudah tercemar plastik maka keturunannya bisa menderita _stunting_ (kuntet).
“Hasil studi dari _Harvard Medical School_ menyatakan 50% ikan di laut sudah tercemar,” ujar Menko Luhut.
Banjarmasin menerapkan larangan penggunaan kantong plastik telah sejak 2016 untuk pusat perbelanjaan modern yang jumlahnya sekitar 130 buah. Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengakui adanya pro-kontra tetapi saat ini masyarakat telah mendukung program tersebut.
“Ini yang kita harapkan, revolusi mental, masyarakat sudah sadar menjaga kebersihan lingkungannya. Tadi saya senang mendengar cerita Pak Walikota yang suatu saat ingin mengetes kesadaran warganya. Saat ia ingin membuang sampah, ada masyarakat yang mengingatkannya untuk tidak sembarang membuang sampah,” ujar Menko Luhut kepada wartawan.
Ia bercerita baru kembali dari Bali menghadiri _Our Ocean Conference_ yang dibicarakan mengenai lingkungan, sampah plastik. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan adanya ancaman perubahan iklim indonesia harus menjaga lingkungan.