PADANG LAWAS, lintas.10-Kementerian Agama Kabupaten Padang Lawas dinilai mempersulit pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk madrasah. Hingga saat ini, masih banyak madrasah yang belum pencairan, meski semester pertama pembelajaran hampir rampung.
Kondisi ini menjadi keluhan yang sering terdengar di kalangan pengelola madrasah. Bahkan, sampai terdengar adanya wacana beberapa madrasah berniat mendatangkan guru dan siswa ke Kantor Kemenag melakukan aksi unjuk rasa.
“Kita benar-benar merasa dipersulit. Sebelumnya kita komunikasi dengan Pak Erwin Kelana (plt Kabid Penmad), hari Kamis bisa pencairan, tapi malah tidak ada kejelasan. Padahal, sebelumnya, sempat dikatakan hari Senin juga sudah ada kemungkinan bisa cair, ” kata H Ahmad Sanusi, Pimpinan Ponpes Aljumhuriyah kepada Wartawan Kamis (24/5).
Padahal, kata H Ahmad Sanusi, saat ini sebagian madrasah sudah memasuki masa libur semester. Artinya, operasional dan bahkan gaji guru, terpaksa diutangkan. Malah, terpaksa, sebagian sekolah tidak mampu menggaji guru selama enam bulan.
“Itu yang kita sayangkan. Tidak ada keberpihakan Kemenag kepada pihak madrasah. Padahal, berkas persyaratan yang mereka minta sudah kita penuhi, ” tambahnya.
Sebelumnya, dikatakan, Aljumhuriyah sendiri sudah kena sanski tidak ikut penyaluran pertama dua minggu lalu karena terlambat satu hari penyampaian LPj. Padahal, saat itu, dari tanggal batas akhir yang ditetapkan yakni tanggal 24 April, masih cukup panjang tenggat waktu bagi Kemenag untuk mengirimkan data sekolah ke KPPN.
“Waktu itu, ditetapkan tanggal 24 April, kita memang nggak sanggup memburunya. Karena mereka menyampaikan informasinya sudah mepet, tanggal 23 April. Akibatnya, kita tidak bisa pencairan sebelum puasa. Tapi, ini waktu sudah berjalan seminggu puasa, belum juga bisa pencairan, ” terang pimpinan yayasan yang mengelola sekolah MTs dan MA ini.