“Hal yang sangat memrihatinkan adalah kondisi para pemuda kita saat ini yang masih banyak terlibat dengan penyalagunaan narkoba dan ini sangat membahayakan para generasi penerus bangsa,” tambahnya.
Sesuai data, kata Dandim, bahwa pertahun sekitar 15.000 orang meninggal karena penyalagunaan narkoba, dan tahun 2018 lalu sebanyak 1,5 juta pekerja terlibat narkoba dan 2 juta mahasiswa yang terlibat kasus narkoba, belum kasus-kasus lainnya seperti pergaulan bebas/LGBT dan tawuran antar mahasiswa maupun antar fakultas.
“Potensi bangsa Indonesia sangat banyak untuk menjadi bangsa yang besar, tetapi potensi yang ada belum dimanfaatkan dengan baik, bahkan malah sebaliknya potensi yang ada malah digunakan untuk kepentingan kelompok, sehingga sering terjadi keributan antar kelompok,” ungkap Kolonel Valian.
Menurut Kolonel Kav Valian, bahwa generasi muda kedepan yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan adalah harus memiliki sikap dan mental terlatih, teruji, dan handal.
Kegiatan kuliah umum juga diisi dengan pemberian motivasi melalui tayangan video yang menampilkan bagaimana penyandang disabilitas (cacat) fisik yang masih memiliki semangat untuk berjuang meraih prestasi dan kesuksesan dalam suatu event perlombaan olahraga, dan diakhiri dengan diskusi tanya jawab.
Dandim juga memaparkan, bahwa demontrasi bukanlah hal yang tabu, namun perlu diwaspadai adanya pihak-pihak yang ingin melakukan penyusupan dan membuat kerusuhan dengan mendompleng para mahasiswa, sehingga terjadi demonstrasi yang anarkis.
Oleh karena itu, kata Dandim, diperlukan peran pemuda dalam turut serta Bela Negara seperti pengembangkan kewirausahaan di lingkungan kampus, pembentukan kelompok-kelompok belajar dan diskusi sebagai media sumbang saran dalam mengatasi permasalahan nasional, melaksanakan pembangunan karakter/Wasbang maupun praktek Kuliah Kerja Nyata secara langsung ke tengah-tengah masyarakat.